Minggu, 17 Agustus 2014

Jamu sebagai alternatif

Jamu ialah sebutan atau penamaan untuk obat tradisional yang ada di Indonesia, untuk diluar negeri sering juga disebut dengan Obat Herbal. Jamu (empirical based herbal medicine) yang merupakan ciri  khas dan warisan berharga dari turun temurun nenek moyang bangsa Indonesia ini  biasanya belum melalui proses uji kelayakan. Jamu yang biasa kita temui biasanya terbuat dari bahan-bahan alami yang berasal dari bagian tumbuhan, bagian dari tumbuhan yang biasa di olah untuk dijadikan jamu ialah bagian akar-akaran, umbi-umbian, kulit batang, dan buah. Selain yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, ada juga bahan-bahan yang cukup extrim yaitu berasal dari organ-organ hewan seperti dari empedu ular, tangkur buaya, dan yang paling dapat kita temui dengan mudah ialah dari kuning telur ayam kampung yang seringkali dijadikan bahan campuran utnuk jamu gendong.

Menurut PERMENKES RI Nomor : 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1
"Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman."

Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu yang digunakan sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya. Bahkan ada pula jamu yang ditambah dengan anggur. Selain sebagai pengurang rasa pahit, anggur juga berfungsi untuk menghangatkan tubuh.

Saat ini, kebanyakan orang diseluruh dunia mulai memilih Jamu sebagai pilihan alternatif untuk pengobatan mereka, karena efek samping setelah mengkonsumsi jamu tidak sebesar efek samping yang timbul akibat mengkonsumsi pengobatan secara medis. Jamu dapat dikonsumsi berkepanjangan karena terbuat dari bahan-bahan alami yang tidak berbahaya bagi tubuh kita, berbanding terbalik dengan obat-obatan klinis yang tidak boleh dikonsumsi berkepanjangan karena mengandung bahan bahan senyawa kimia yang dapat membahayakan kita.

Meningkatnya penggunaan jamu juga disebabkan oleh:
1.    Kecenderungan masyarakat mencari alternatif pengobatan yang kembali ke alam (back to nature) dengan alasan mempunyai efek samping yang relatif kecil.
2.    Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat.
3.    Terbatasnya akses dan keterjangkauan pelayanan kesehatan modern.
4.    Keterbatasan dan kegagalan pengobatan modern dalam mengatasi beberapa penyakit tertentu.
5.    Meningkatnya minat profesi kesehatan mempelajari pengobatan tradisional.
6.    Meningkatnya publikasi dan promosi pengobatan tradisional.


Menurut WHO (World Health Organizations),
sekitar 80% dari penduduk di beberapa negara di benua Asia dan Afrika menggunakan obat-obat tradisioanal untuk mengatasi permasalahan kesehatan mereka. Bahkan dibeberapa negara maju, sekitar 70% sampai 80% masyarakatnya telah menggunakan beberapa bentuk atau model pengobatan alternatif dan obat herbal. Obat tradisional memberikan andil yang cukup besar bagi kesehatan kita, tidak dalam hal pencegahan dan penyembuhan penyakit tetapi juga dalam hal menjaga stamina kita. Fenomena perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung menjadi kembali kepada alam, terjadi karena banyaknya asumsi mengenai semua hal yang alami sudah tentu saja aman. Untuk memastikan apakah bahan-bahan alamiah itu aman haruslah diperlukan berbagai penelitian-penelitian secara ilmiah untuk memastikan apakah bahan-bahan tersebut aman atau tidak.

Mutu dan kualitas dari jamu sampai saat ini masih memiliki image atau gambaran yang buruk, hal ini dikarenakan banyaknya pemalsuan produk Jamu atau Herbal yang dilakukan oleh para produsen sehingga membuat konsumen berhati-hati dalam memilih produk. Lemahnya pengawasan mutu untuk produk jamu atau herbal inilah yang mengakibatkan buruknya kualitas produk tersebut dan juga maraknya pemalsuan-pemalsuan dengan cara mencampurkannya dengan zat-zat kimia dan/atau terkontaminasi oleh zat dan residu berbahaya lainnya.

Untuk menjamin kualitas dan mutu, diperlukan adanya pengawasan yang ketat, pengendalian mutu yang rutin berjangka, serta penerapan standarisasi yang cukup ketat. Dengan penerapan standarisasi yang diberlakukan secara nasional untuk bahan baku, cara distribusi, sampai pada dosis pemakaian yang diatur dalam regulasi pemerintahan akan menciptakan rasa aman untuk konsumen, selain itu konsumen juga akan mendapatkan jaminan bahwa semua produk tradisional yang beredar itu aman dari zat atau residu berbahaya yang akan membahayakan hidup kita.


Saat ini banyak sekali bermunculan produsen-produsen jamu berskala besar, contohnya saja kita dapat menyebutkan SidoMuncul dengan produk nya yang diberinama Tolak Angin. Mereka terus berusaha untuk menciptakan inovasi baru berupa temuan-temuan yang berkhasiat tinggi dan dapat berguna bagi seluruh kalangan masyarakat.
Sidomuncul merupakan salah satu produsen jamu yang menerapkan regulasi yang ketat untuk setiap produk jamu yang mereka hasilkan.  Sidomuncul telah berdiri sejak 1951, sebagai prouden jamu tertua di Indonesia, sidomuncul menerapkan standarisasi yang tinggi untuk produk Tolak Angin agar para konsumennya terhindar dari zat-zat atau residu berbahaya. Sidomuncul selain menggunakan bahan-bahan alamiah yang berkualitas tinggi, sidomuncul juga mementingkan basis penelitian, ilmu pengetahuan, dan teknologi dalam menjalankan proses produksi dari setiap produk yang akan dijualnya.



 SidoMuncul kini mengoperasikan delapan laboratorium yang menggunakan instrumen serta teknologi yang canggih untuk menciptakan produk-produk yang berkualitas tertinggi dan berkhasiat pasti. Kedelapan laboratorium tersebut masing-masing adalah laboratorium Instrumentasi, Mikrobiologi, Farmakologi, Formulasi, Farmakognosi, Stabilitas, Kultur Jaringan, dan Analisis Kimia (yang telah memperoleh sertifikat ISO 17025 sesuai akreditasi Komite Akreditasi Nasional dan Badan Standardisasi Nasional).














Daftar Pustaka :

http://www.sidomunculherbal.com/id/content/4-profil


3 komentar:

Anonim mengatakan...

untuk contoh produsen tradisional nya tolong ditambahkan

DCAja mengatakan...

salam sehat selalu dan terimakasih...

DRP mengatakan...

zippo kendall